Ekonomi

Kelapa Sawit Bertahan Rp2.700 Per Kilogram

Sijunjung, KMN — Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani bertahan dikisaran Rp2.700 per kilogram, Minggu (6/7). Hasil panen cendrung menurun menyusul masuknya musim kemarau sejak lebih dua bulan terakhir.

Harga tersebut sudah merupakan harga tertinggi di tingkat bawah, dimana para tauke membeli langsung TBS siap panen ke kebun-kebun dan selanjutnya diangkut menggunakan kemdaraan yang telah dipersiapkan. Sistem ini cukup praktis, efisien.

Untuk mendapatkan harga lebih tinggi, masyarakat mesti memjual hasil panen langsung ke pabrik-pabrik pengolahan CPO yang tersebar di Kabupaten Sinunjung. Itu pun sistem penjualannya menerapkan aturan (wajib) memalui jasa DO, dan TBS masuk timbangan dengan mobil truk.

Salju Prima,32, seorang petani kelapa sawit di Kenagarian Muaro Takung, Kecamatan Kamangbaru menyebutkan, hasil panen sekarang dijual dengan harga Rp2.700 per kilogram. Mengalami penurunan sekitar seribu rupiah dari bulan lalu, yakni dengan harga Rp2.800.

Naik turun harga TBS lumrah terjadi, dikisaran Rp1000 – 2000. Namun demikian petani harus menerimanya,” ujar pria muda satu anak tersebut.

Dijelaskaskannya empat bulan lalu harga komuditi unggulan sektor perkebunan Kabupaten Sijunjung ini sempat bertengger dikisaran Rp3000-3.100 per kilogram, warga masyarakat merasa senang. Namun kemudian turun lagi.

Untuk jumlah hasil panen akhir-akhir ini mengalami penurunan drastis, dari biasanya 700 – 800 kilogram per hektar turun menjadi 500 kilogram. Salah-satu faktor penyebabnya adalah karena datangnya musim kemarau hingga lahan perkebunan mgalami kekeringan.

Seorang patani kelapa sawit lainnya di Kenagarian Buluh Kasok, Elfina Relisa, 43, juga mengaku harga TBS sekarang bertengger dibawah Rp3000 per kiligram. Kemudian hasil panen mengalami penurunan dari waktu-waktu biasa.

Di sini harga jual TBS Rp2.800 sekilo. Mengalami penurunan dari bulan lalu sekitar dua ribuan, dengan harga beli tauke Rp3000,” ujar Elfina.

Namun demikian animo maayarakat dalam berkebun sawit masih cukup tinggi, bahkan banyak diantaranya terus berupaya membuka lahan perkebunan baru. Lantaran kelapa sawit dianggap salah-satu komuditi unggulan, primadona, sebagai jaminan ekonomi keluarga jangka panjang. (KMN-01).

klikmetronews

Recent Posts

Polres Sijunjung Tertibkan Aktivitas Tambang di Sepanjang Aliran Sungai

Petugas Kepolisian membakar sejumlah obyek yang dicurigai sebagai peralatan tambang di daerah Muarobodi, Kecamatan IV…

4 minggu ago

Netanyahu Dorong Pendudukan Penuh Gaza, Ditentang IDF

Tel Aviv, Sijunjungpost  — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikabarkan tengah menggodok rencana kontroversial untuk…

1 bulan ago

Armada Sipil Terbesar dalam Sejarah Siap Berlayar ke Gaza Bawa Bantuan Kemanusiaan

Gaza Palestina, KMN – Sebuah armada kapal sipil berskala besar dijadwalkan akan berlayar menuju Jalur…

1 bulan ago

Rumah Mewah “Crazy Rich” Tulung Selapan Digeledah BNN Terkait Aliran Dana Narkoba

Palembang, KMN - Sebuah rumah mewah milik Haji Sutar (HS), seorang pengusaha yang dijuluki "Crazy…

1 bulan ago

Hizbullah Tolak Pelucutan Senjata: Qassem Sebut Itu Menguntungkan Israel

Beirut, KMN – Dalam pidato berapi-api yang disiarkan televisi, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim…

1 bulan ago

Serangan Zionis Berlanjut di Tengah Krisis Kemanusiaan Gaza

Gaza, KMN --Di tengah situasi krisis kemanusiaan yang parah, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur…

1 bulan ago