Gaza Palestina, KMN – Sebuah armada kapal sipil berskala besar dijadwalkan akan berlayar menuju Jalur Gaza pada akhir Agustus 2025 mendatang untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada jutaan warga yang terancam kelaparan akibat blokade laut yang diberlakukan oleh Israel.
Aksi ini digagas oleh Koordinasi Aksi Gabungan untuk Palestina (Joint Action Coordination for Palestine) dan disebut sebagai armada sipil terbesar dalam sejarah. Lebih dari 6.000 aktivis dari 44 negara telah mendaftar untuk ambil bagian dalam misi solidaritas ini.
Inisiatif Global Melawan Blokade
Armada ini merupakan hasil konsolidasi dari empat gerakan internasional, yaitu:
• Armada Sumud Maghreb
• Gerakan Global untuk Gaza
• Koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition)
• Sumud Nusantara
Mereka bersatu dalam tujuan kemanusiaan untuk:
• Membuka jalur laut bagi bantuan internasional
• Menentang blokade yang dinilai ilegal menurut hukum internasional
• Menanggapi krisis kemanusiaan dan dugaan genosida terhadap warga Palestina
Jadwal dan Rute Pelayaran
Armada akan bergerak dalam dua gelombang:
• Gelombang pertama dijadwalkan berangkat dari Spanyol pada 31 Agustus 2025
• Gelombang kedua menyusul dari Tunisia pada 4 September 2025
Para aktivis dari berbagai latar belakang—dokter, jurnalis, akademisi, relawan kemanusiaan, serta tokoh masyarakat—akan bergabung dalam pelayaran ini dengan membawa persediaan pangan, obat-obatan, serta bantuan logistik lainnya.
Gaza di Ambang Kelaparan
Menurut laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seluruh populasi di Jalur Gaza saat ini berada di ambang kelaparan. Untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih luas, dibutuhkan ratusan truk bantuan setiap hari—angka yang mustahil tercapai akibat blokade yang terus diberlakukan.
UNICEF juga mencatat, rata-rata 28 anak meninggal setiap hari di Gaza akibat kombinasi pengeboman, malnutrisi, dan kelaparan.
Risiko Tinggi, Harapan Lebih Tinggi
Upaya-upaya sebelumnya untuk menembus blokade telah dihadang oleh militer Israel. Pada 26 Juli 2025, kapal bantuan Handala dicegat oleh angkatan laut Israel saat mencoba mengantarkan pasokan bantuan ke Gaza.
Meski menghadapi risiko besar, para aktivis berharap aksi armada ini dapat mendorong solidaritas internasional dan memberikan tekanan diplomatik global kepada Israel untuk membuka akses kemanusiaan ke Gaza.
“Ini bukan hanya tentang bantuan, ini tentang kemanusiaan dan keadilan,” ujar salah satu koordinator aksi yang tak disebutkan namanya. (KMN-01)